Unknown
LEDAKAN DARI UTARA
-YeyenNF-
Puluhan,
ratusan, bahkan ribuan angka dan huruf telah aku rangkai menjadi suatu elemen.
Mengerjakan semua itu butuh waktu dan sedikit pengorbanan. Aku harus bertahan
dari teriknya matahari, aku harus menghindar dari terkaan singa, bahkan aku
harus lebih kuat dari auman serigala. Pernah sepatuku robek dibuatnya. Pundakku
terasa sakit setelah memikul hal itu begitu lama.
Hingga tepat pada saat dimana
pengumpuln hasil dari elemen itu dimulai. Mulai kususun semua hasil riset dari
A hingga Z. Selesai sudah pekerjaan yang membosankan ini, pikirku. Langkah kaki
ini semakin ringan saja setelah kejadian itu berakhir. Lalu kemudian aku pergi
ke perpustakaan untuk mencari referensi baru.
“Hey orang payah!” terdengar
teriakkan seseorang dari lorong.
“Apa yang kau inginkan?” sahutku.
“Tidakkah kau berfikir aku akan
mengambil sesuatu yang ada didalam dirimu pecundang kecil?”
“Jika kau seorang manusia yang
bisa berfikir kemarilah, mari berbincang secara langsung. Janganlah bersembunyi
dibelakang sana!”
Lalu terdengar suara langkah kaki
yang terus mendekat.
“Aku menginginkan elemen yang
telah kau buat!” teriaknya didekat telingaku.
“Bukankah guru telah membicarakan
hal ini sebelumnya? Apakah tidak bisa kau menggunakan kemampuanmu sendiri untuk
menyelesaikan itu?”
“Berikanlah salinan elemen itu
jika kau menganggapku teman” kemudian suaranya menjadi sangat lembut dan
dipasangnya wajah memelas.
“Sudahlah, ambil ini” rasa
ketidaktegaan ini membuatku tidak tahan melihat wajahnya yang konyol itu.
Hal seperti itu sering terjadi kepadaku. Entah apa saja yang mereka lakukan diluar sana sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk menyelesaikan itu semua. Sesaat setelah kejadian itu terjadi aku lalu pergi keluar ruangan. Terasa berat rasanya untuk menghela nafas ini, mengingat semua yang terjadi dihidupku hanya begitu-begitu saja.
Singkat cerita, pengumuman hasil skor akhir pengumpulan elemen dimulai. Semua murid duduk dengan rapi dibangku mereka masing-masing, lalu diumumkannya nama si ‘penyalin’ elemen milikku yang ternyata menjadi salahsatu dari sekian murid yang terbaik mengerjakannya. Naik sudah darah ini, mengingat semua yang ia kerjakan adalah sesungguhnya hasil kerja kerasku. Tapi apa boleh buat dia sudah girang dibuatnnya dan aku hanya bisa terdiam dan kesal.
Entah aspek seperti apa yang menjadi aspek penilaian guru itu. Mungkin karena di daftar absensi namaku berada diurutan paling terakhir sehingga guru tersebut menganggap bahwa aku yag menyalin tugas dari’nya’? entahlah percuma mengungkit semua permasalahan yang jelas takkan pernah terselesaikan. Disini aku berfikir bahwa di negara ini hak cipta memang benar-benar dipandang sebelah mata. Bagaimanapun kita mempertahankannya semakin dipertahankan maka semakin mudah kita melepaskan. Jadi begitulah, ledakan dari utara.